Jumat, 24 Maret 2023

2.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3 Kesimpulan dan Refleksi :

Nama : Haqiqi Nurmadania

Kelas : 46-B

CGP Angkatan 7 Kab.Jember

Kesimpulan dan Refleksi :

1. peran saya (guru) sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi

Coaching adalah sebuah proses kolaborasi dua pihak yakni antara coach dengan coachee yang dilakukan dengan langkah – langkah pembicaraan yang sistematis dan berfokus pada hasil yakni menemukan solusi permasalahan yang sedang dialami coachee.

Pada proses coaching, coach sebagai penuntun berusaha memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee yang dituntunnya.

Guru sebagai penuntun pertumbuhan kepribadian dan hasil belajar murid yang dianalogikan oleh Ki Hajar Dewantara seperti seorang petani yang sedang merawat tanaman agar tumbuh subur, sangat memerlukan berbagai cara agar pertumbuhan kepribadian dan hasil belajar muridnya berlangsung dengan baik. ada tiga cara yang saling melengkapi yang bisa digunakan guru yakni :

1. Menerapkan Pembelajaran berdiferensiasi didalam kelas yang disesuaikan dengan minat, profil dan kesiapan belajar murid sehingga pembelajaran dapat mengakomodir kebutuhan murid yang beragam.

2. Mengajarkan Pembelajaran emosi dan Sosial pada murid – murid

3. Menerapkan pendekatan coaching pada murid yang membutuhkan tuntunan dalam mengembangkan dirinya yang dilakukan secara pribadi antara guru dan murid.

Keterkaitan antara kemampuan melakukan pembelajaran berdiferensiasi, kemampuan melakukan pembelajaran sosial emosional dan kemampuan melakukan pendekatan coaching pada murid dapat dijelaskan sebagai berikut:

Ketika seorang saya selesai mengevaluasi hasil pembelajaran berdiferensiasi yang


berbasis pada minat dan profil belajar murid, untuk memaksimalkan tumbuhnya kepribadian dan hasil belajar murid, guru perlu melakukan coaching pada murid – murid tertentu yang hasil belajarnya dirasa kurang maksimal untuk menggali lalu membantu murid menemukan solusi atas apa yang sedang dialami murid yang tadi menghambat kemajuan belajar murid.


Dalam memberikan coaching pada seorang murid, guru membutuhkan keterampilan sosial emosional seperti, kesadaran diri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan berempati pada orang lain dan kemampuan mempertanggungjawabkan hasil coaching yang dilakukan pada muridnya.


Pertanggung jawaban hasil coaching ini tentu ditujukan kepada si murid atau kepada pihak lain yang berkepentingan seperti kepala sekolah atau orang tua dari murid untuk dilakukan usaha bersama membantu murid meningkatkan kemampuan belajarnya.




2. Keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran


Sebagai seorang pendidik maupun pemimpin pembelajaran memiliki kemampuan coaching ini sangat diperlukan karena seorang pemimpin pembelajaran ataupun pemimpin sekolah harus dapat mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi diri dan orang lain dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Salah satu pendekatan yang sesuai kebutuhan dan dengan paradigma berpikir memberdayakan adalah teknik coaching.


Coaching bertujuan menuntun coachee untuk memukan ide baru atau cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi atau pencapaian tujuan yang dikehandaki. Coaching membangun kemitraan yang setara dan coachee sendiri yang mengambil keputusan. Coach hanya menghantarkan melalu mendengarkan aktif dan memberikan pertanyaan yang berbobot dan terbuka coacheelah yang membuat keputusan dan menemukan solusi sendiri atas permasalahannya. Coaching merupakan ikatan hati antara seorang coach dan coachee karena pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog yang terjadi secara emansipasif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan.


Tantangan dalam mengimplementasikan coaching dalam komunitas praktisi adalah muncul dari diri saya sendiri yaitu saya terkadang ragu untuk memulai karena perasaan


khawatir atas penerimaan orang lain terhadap ide atau gagasan baru yang saya ungkapkan. Upaya yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan selalu berpikir positif kepada orang lain dan meningkatkan kepercayaan diri dengan terus belajar dan berlatih bahwa apa yang disampaikan memberikan kebermanfaatan bagi diri sendiri dan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar